Mengenai Saya

Medan, Sumatera utara, Indonesia
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru. Pengelolaan kelas berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dalam pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang peranan yaitu guru dan siswa. 

 

Fungsi Manajemen Kelas:
  • Membuat kelas sebagai tempat belajar
  • Menciptakan proses belajar efektif di dalam kelas
  • Menciptakan suasana kelas yang kondusif
  • Berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar
  • Mengupayakan suasana-suasana yang membantu proses belajar yang efektif dan efisien
     
    Dampak Manajemen Kelas kepada Siswa:
  • Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab dan sadar akan pengontrolan atau regulasi dirinya
  • Membantu siswa menampilkan tingkah laku sesuai tata tertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai sebuah peringatan bukan suatu kemarahan
  • Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas dan aktivitas kelas 
     
     
    Beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan pengelolaan kelas diantaranya: Kurikulum, bangunan dan Sarana, guru, murid dan dinamika
    a. Kurikulum
    Setiap tingkat dan jenis sekolah memerlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa.
    b. Bangunan dan Sarana
    Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasi nya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedangkan ruang/gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan.
    c. Guru
    Guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing. Guru bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi  pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kratif dalam mengarahkan perkembangan akan didik nya.
    d. Murid
    Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah. Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis.
    e. Dinamika Kelas
    Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali/guru kelas untuk kepentingan murid dalam kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang meliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Dinamika kelas dipengaruhi oleh cara wali/guru kelas menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan pendekatan pengelolaan kelas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

PENDIDIKAN ANAK PRA SEKOLAH 

 

A.      Mengenal Pendidikan Anak
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak balita sebelum masuk sekolah taman kanak-kanak atau pendidikan dasar pertama yaitu sekolah dasar (SD). Sistem pendidikan ini juga sering dinamakan dengan pendidikan usia dini atau PAUD. Sistem pendidikan pra sekolah ini pertama kali dikenal oleh masyarakat ketika mereka mulai menyadari arti pentingnya mendidik anak sejak dini. Sehingga penyelenggaraannya juga lebih sering dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui berbagai macam organisasi seperti PKK atau Lembaga Swadaya Masyarakat lain yang bergerak di bidang pendidikan.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada tingkat pendidikan dasar pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan lebih mandiri.
Mendidik anak sejak dini memang memang perlu melibatkan masyarakat umum bukan sekedar menjadi tugas orangtua semata. Karena rentang usia antara nol hingga enam tahun adalah masa emas dimana otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai 80%. Pada usia ini anak dengan mudah menyerap berbagai informasi melalui obyek yang dilihat dan diamati.
Namun pada usia ini pula anak belum bisa membedakan mana info yang baik dan yang tidak baik bagi mereka. Dan yang tidak boleh dilupakan, anak-anak ini ketika melakukan pengamatan tidak terbatas pada lingkup keluarganya saja, namun sudah mulai merambah pada lingkungan luar rumah. Dari sini sistem pendidikan pra sekolah untuk mendidik anak sejak dini yang diadakan akan punya peran yang penting.
Sebab pendidikan pra sekolah atau PAUD akan mengajarkan pada anak untuk memilih mana info yang boleh dijadikan contoh dan info yang tidak boleh diserap. Sehingga mereka sudah bisa membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang merupakan pelanggaran serta tidak boleh ketika masuk pada pendidikan dasar pertama.



     Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1)      Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
2)      Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
3)      Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK
Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
4)      Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK
cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
a)      Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b)      Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c)      Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Pengertian Bimbingan dan Konseling



Bimbingan dan konseling adalah dua kata yang mempunyai makna yang berbeda. Selama ini, kita terkadang susah membedakan, apa perbedaan keduanya. Apakah seseorang melakukan konseling atau bimbingan? Tetapi, biasanya praktek dilapangan, antara bimbingan dan konseling sering disatukan, apalagi dalam prakteknya di dunia pendidikan (sekolah).


Bimbingan
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan (arahan, masukan) terhadap seseorang. Para ahli memberikan definisi yang berbeda tentang bimbingan ini.
Bimo Walgito (2004), mengatakan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Bimbingan sama dengan pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan bantuan untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya atau mengupgrade kemampuan yang dimilikinya. Bimbingin diberikan oleh seorang ahli dibidangnya kepada orang yang membutuhkan bimbingan.


Konseling
Konseling merupakan suatu hubungan rofessional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya (Jones dalam Insano, 2004).
Konseling adalah sebuah jenis hubungan antara seseorang yang bertindak sebagai konselor dan konseli. Terkadang hubungan ini antara seorang konselor dengan seorang konseli (konseling individual) ataupun seorang konselor dengan beberapa orang konseli (konseling kelompok). Seorang konselor harus mempunyai lisensi sebagai konselor. Sistem hubungan keduanya (konselor dan konseli) adalah hubungan formal professional.


Pengertian Bimbingan dan Konseling 
Bimbingan dan konseling, keduanya masuk dalam konteks pemberian bantuan. Bimbingan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada seseorang yang membutuhkan karena ketidakmampuan seseorang menemukan solusi masalah yang sedang dihadapinya, atau untuk mengupgrade kemampuan yang sudah dimiliki. System komunikasi diantaranya adalah melalui face to face (tatap muka). Bimbingan dan konseling berbeda dengan curhat (curahan hati), dimana bimbingan konseling adalah sebuah hubungan yang professional, formal dan terarah.
 
Pendekatan Bimbingan
v   Pendekatan Krisis, membantu individu yang datang sesuai dengan masalah yang dihadapinya dengan menggunakan pendekatan psikoanalisa
v  Pendekatan Remedial, membantu memperbaiki kesulitan dan kelemahan individu dengan menggunakan pendekatan behavioristik
v  Pendekatan Preventif, mengajarkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah dan mengantisipasi masalah
v  Pendekatan Perkembangan, menggunakan teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling

Karakteristik kualitas pribadi konselor
a. Pemahaman diri (mengetahui masalah yang harus diselesaikan)
b. Kompeten
c. Kesehatan psikologis
d. Dapat dipercaya
e. Jujur
f. Kekuatan (agar klien merasa aman)
g. Bersikap hangat
h. Active responsiveness (bersifat dinamis)
i. Sabar
j. Kepekaan (menyadari masalah yang tersembunyi pada klien)
k. Kesadaran holistic (memahami klien secara utuh)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

MINI PROJECT : PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI TK PERWANIS

MINI PROJECT : PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI TK PERWANIS

TOPIK : (9) Ruang Lingkup Pendidikan Usia Prasekolah
JUDUL : Pendidikan Anak Prasekolah di TK PERWANIS

Bobby Andrean (16.160)
M. Ridho NST (16.165)
Tamara Dwi Astari (16.178)
Putri Dina Lorenza (16.185)
Putri Dwinastiti (16.200)
Karin Dira Amira (16.222)
Ifan Lubis (16.223)

BAB 1 : PERENCANAAN
1.1 PENDAHULUAN
Pendidikan prasekolah adalah hal yang menarik perhatian orang tua, masyarakat, dan pemerintah sebagai pengambil keputusan. Seiring berkembangnya zaman, orang tua menyadari bahwa kualitas pada masa anak-anak (early childhood), termasuk masa prasekolah, merupakan cermin kualitas bangsa di masa depan.
Pada masa kini, kebanyakan orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah secepat mungkin dengan alasan agar anak pintar lebih cepat dari anak-anak lainnya.Yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah kegiatan atau pendidikan yang diberikan lembaga pendidikan prasekolah masa kini sudah sesuai dengan tahapan perkembangan atau kurikulum yang semestinya?
1.2 LANDASAN TEORI
1.2.1 Sejarah dan Tokoh
Sebagai ayah pendidikan anak usia bayi, Frederich Wilhelm Froebel, sangat mempengaruhi rancangan model sekolah prasekolah di seluruh dunia masa kini. Ia menciptakan garden of children atau kindergarten (Taman Kanak-Kanak) dimana pendidikan di dalamnya perlu mengikuti sifat anak pada masa itu, yaitu bermain. Hal penting lainnya adalah dasar bagi kurikulum yang dirancang Froebel, yaitu gift (objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung), occupation(materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, seperti menjahit sesuai pola, membuat bentuk mengikuti pola, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll), nyanyian, dan permainan yang mendidik.
1.2.2 Anak Prasekolah
Menurut Biechler dan Snowman (1993), anak prasekolah adalah anak usia 3-6 tahun. Snowman (1993) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi :
Ciri Fisik :
 Sangat aktif, menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri
 Kemampuan motorik kasar lebih berkembang daripada kemampuan motorik halus
 Memiliki kesulitan dalam memfokuskan pandangan pada objek kecil yang menyebabkan koordinasi tangan dan mata belum sempurna
 Anak laki-laki lebih terampil melakukan kegiatan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih terampil melakukan kegiatan motorik halus
Ciri Sosial :
 Umumnya memiliki satu atau dua sahabat berjenis kelamin sama, namun cepat berganti karena anak sangat mudah menyesuaikan diri
 Kelompok bermain kecil dan tidak terstruktur
 Perselisihan sering terjadi namun tidak akan berlangsung lama, biasanya karena perebutan mainan
 Memiliki kesadaran akan gender dan sex typing
Ciri Emosional :
 Cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka dan lebih sering berperilaku tempertantrum
Ciri Kognitif :
 Sudah terampil berbahasa dan sangat senang berbicara
 Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi sesuai dengan minat
1.2.3 Pendidikan Prasekolah
Menurut The National Association for The Education of Young Children (NAEYC), pendidikan prasekolah (early childhood education) adalah pelayanan yang diberikan dalam tatanan masa kanak awal. Fungsi pendidikan prasekolah sendiri merupakan sebagai persiapan anak untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih matang.
Menurut UU RI No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 (2), pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasai pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
1.2.4 Bermain
Menurut Bergen (1988), bermain dalam tatanan pendidikan prasekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
Bermain bebas ; kegiatan bermain dimana anak berkesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan memilih bagaimana menggunakan alat tsb
Bermain dengan bimbingan ; kegiatan bermain dimana guru memilih alat dan anak dapat memilih untuk menggunakannya dengan konsep tertentu
Bermain dengan diarahkan ; kegiatan bermain dimana guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu tugas khusus
Melalui kegiatan bermain, guru mendapat gambaran tentang tahap perkembangan dan kemampuan umum anak. Bentuk bermain tersebut :
Bermain Sosial
Dengan bentuk seperti ini, guru dapat melihat partisipasi anak dalam suatu kegiatan bermain dan akan menunjukkan derajat partisipasi berbeda. Parten (1932) dan Brewer (1992) menjelaskan berbagai derajat partisipasi anak :
Solitary Play ; anak bermain sendiri tanpa menghiraukan anak lainnya
Onlooker Play ; anak hanya sebagai penonton dalam permainan tersebut
Parallel Play ; anak menggunakan mainan yang sama atau meniru cara anak lain bermain, namun tetap bermain sendiri
Associative Play ; anak bermain bersama namun permainan tidak terstruktur
Cooperative Play ; anak bermain bersama dengan aturan-aturan tertentu
1.2.5 Praktik Pendidikan Anak Prasekolah
Pada tahun 1986, NAEYC meneliti isu praktik yang cocok dikembangkan pada program masa awal anak-anak.Dalam suatu studi, anak-anak yang mengikuti pendidikan prasekolah dengan praktik yang cocok menurut dokumen yang diterbitkan NAEYC memperlihatkan perilaku kelas yang lebih cocok dan kebiasaan belajar yang lebih baik (Hart & others, 1993).
KOMPONEN
PRAKTIK YANG COCOK
PRAKTIK YANG
TIDAK COCOK
Perkembangan bahasa, melek huruf, dan
perkembangan kognitif
Mendengar dan membaca cerita, bermain drama, mengikuti kunjungan lapangan, berbicara secara informal dengan anak-anak dan orang dewasa lain Mengenal huruf tunggal, membaca alphabet, menyanyikan nyanyian alphabet, mewarnai sesuai pola, menulis huruf di atas pola yang sudah tercetak
Mengembangkan pemahaman konsep diri dengan berinteraksi dengan lingkungan, mencari solusi atas masalah konkret, mempelajari matematika, sains, ilmu sosial, kesehatan yang diintegrasikan melalui kegiatan bermakna Pelajaran menekankan perkembangan keterampilan secara terpisah melalui ingatan. Perkembangan kognitif anak dilihat sebagai terkotak-kotak dalambidang pelajaran, dan jadwal disusun untuk setiap pelajaran itu
Perkembangan fisik
Mengembangkan otot besar melalui berlari, melompat, melakukan kegiatan di luar rumah dan direncanakan setiap hari Peluang untuk mengembangkan otot besar terbatas karena belajar terfokus di dalam ruangan
Mengembangkan otot kecil melalui melukis, menggunting, dll Kegiatan otot kecil terbatas pada menulis dengan pensil, mewarnai bentuk yang sudah digambar sebelumnya, dll
Perkembangan astetika dan motivasi Mengekspresikan diri dengan seni dan musik difasilitasi oleh alat seni Seni terdiri dari mewarnai sesuai contoh, menyanyi mengikuti arahan guru
Keingintahuan untuk memahami dunia digunakan untuk memotivasi anak untuk terlibat dalam belajar Anak diwajibkan berpartisipasi, untuk memperoleh hadiah atau untuk menghindari hukuman
Namun semakin berkembangnya zaman juga menuntut perubahan praktik yang dilakukan oleh lembaga pendidikan prasekolah, namun tetap disesuaikan dengan tahap perkembangan anak sehingga menghasilkan perilaku yang diinginkan serta menjadi persiapan yang matang untuk anak masuk ke kelas satu.

ALAT/BAHAN
Kamera
Notes
Pulpen

1.4 Analisa Data
Data di peroleh melalui kegiatan observasi langsung di lembaga pendidikan prasekolah yang telah di tentukan. Data yang telah di peroleh akan diolah sesuai dengan teori pendidikan anak pra sekolah.

1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel : Siswa dan guru kelas TK A di TK Perwanis
Tempat : TK PERWANIS Jln. Sei Batang serangan No. 4 Medan

JADWAL PELAKSANAAN
URAIAN
TANGGAL
Diskusi pemilihan topik 10 maret 2017
Diskusi pemilihan judul 17 Maret 2017
Observasi 23 Maret 2017
Pengolahan data 6 April 2017
Diskusi kelompok 6 April 2017
Pembuatan poster 8 April 2017
Posting Blog 9 April 2017
BAB 2 : PELAKSANAAN
SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
10 Maret 2017 : Diskusi pemilihan topik
17 Maret 2017 : Diskusi pemilihan judul dan teori
23 Maret 2017 : Observasi
06 April 2017 : Pengolahan Data
06 April 2017 : Diskusi kelompok
08 April 2017 : Pembuatan poster
09 April 2017 : posting blo g
BAB 3 : LAPORAN DAN EVALUASI
Laporan
1. Jadwal Kegiatan (kamis 23 Maret 2017)
08.30 - 09.40 : Sesi kelas pertama
09.40 – 10.00 : Istirahat, Bermain bersama diluar kelas, cuci tangan dan berdoa
10.00 – 10.15 : makan bersama di dalam kelas
10-.15 – 11.00 : Sesi kelas kedua, Pulang
2. Sistematika Observasi
  • Kelompok tiba di TK Perwanis pukul 08.30. anak anak sedang melangsungkan sesi kelas pertama.

  • Pukul 09.00 anak anak sedang mengerjakan soal yang ada di buku berupa mencocokan gambar satu dengan yang lain dan melukis.


Kelas yang berisi 15 orang, namun yang hadir hanya 12 orang pada hari Kamis, 23 Maret 2017. Kelas dipimpin oleh satu orang guru, yaitu Ibu Halimah. Kelas berukuran kurang lebih 5x5 m dengan tiga meja besar. Dinding kelas diisi dengan hasil karya anak-anak
Pukul 09.40 anak-anak selesai sesi kelas pertama. Anak-anak diizinkan bermain di taman sekolah hingga pukul 10.00.



Pukul 10.00 anak-anak masuk ke kelas masing-masing dan makan bersama, sebelum makan mereka baca doa bersama. Kelompok menemani anak-anak makan sampai selesai.
Kelas yang berisi 15 orang, namun yang hadir hanya 12 orang pada hari Kamis, 23 Maret 2017. Kelas dipimpin oleh satu orang guru, yaitu Ibu Halimah. Kelas berukuran kurang lebih 5x5 m dengan tiga meja besar. Dinding kelas diisi dengan hasil karya anak-anak.
Setelah selesai makan, anak-anak membaca doa. (1) Bu Halimah membagikan puzzle kepada masing-masing anak. (2) Setelah selesai memasang puzzle Bu Halimah memanggil satu-satu anak untuk membaca iqra. (3) Setelah membaca iqra anak-anak menghitung dengan menggunakan tiga bahasa, yaitu; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.
Beberapa anak yang mendapat perhatian khusus dari guru adalah:
1. A : sulit menangkap pelajaran dan sulit berkonsentrasi
2. O : lebih muda dari teman-teman yang lain sehingga belum terlalu jelas dalam berbahasa
3. Z : lebih aktif
Pukul 11.00, anak-anak pulang. Jika anak-anak belum dijemput orang tuanya, mereka tidak diizinkan keluar dari halaman sekolah. Selagi menunggu orang tuanya, anak-anak diizinkan menghabiskan bekal makanan atau bermain.
A dan K bermain mobil-mobilan. AT hanya melihat mereka bermain. Dan yang lainnya bermain di taman.


EVALUASI
Kegiatan prasekolah menurut dasar kurikulum Froebel :
  • Gift : objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung. Anak-anak di TK Perwanis sudah menggunakan objek langsung.
  • Occupation : materi untuk mengembangkan keterampilan, seperti memasang puzzle, menghitung, menggambar, dan membuat bentuk mengikuti pola, dll. Anak-anak di TK Perwanis sudah memenuhi dasar kurikulum ini.
  • Nyanyian : anak-anak di TK Perwanis menggunakan nyanyian di dalam kelas dan menghitung dengan nyanyian.

Kegiatan prasekolah dilihat dari pemenuhan perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional :
  • Fisik : anak-anak di TK Perwanis berolahraga kecil dan menari sebelum masuk kelas. Selain itu, anak-anak pada saat istirahat diizinkan bermain, berlari, melompat, memanjat bersama dengan teman-temannya.
  • Kognitif : anak-anak di TK Perwanis melatih kognisi dengan melalui hafalan iqra, huruf, dan angka.
  • Sosioemosional : anak-anak di TK Perwanis melatih perkembangan sosioemosional melalui kegiatan bermain dengan teman-temannya. Mereka dilatih untuk berinteraksi dan menyesuaikan emosi mereka di lingkungan sekolah.
TESTIMONI
Muhammad Ridho Nst (16-165)
Menurut saya, tugas observasi ini sangat menyenangkan saya bisa mendapat pelajaran baru dan suasana baru.Saya bisa mengenal anak anak TK yang ramah dan baik dan juga guru guru TK ramah, saya banyak mengambil pelajaran dari lingkunag TK.
Tamara Dwi Astari (16-178)
Menurut saya, tugas observasi kecil ini adalah hal yang baru dan merupakan tugas yang menyenangkan bagi saya, karena disini kami menggunakan anak-anak sebagai penelitian lucu dan menerima kelompok kami dengan sangat ramah dan baik. Sehingga membuat kelompok merasa ingin bermain lagi dengan mereka. Dan disisni saya tau bagaimana proses pembelajaran pada anak-anak tersebut.
Putri Dina Lorenza (16-185)
Menurut saya observasi ini sangat menyenangkan saya bisa mengenal lingkungan TK dan anak anak TK yang bermacam ragam, saya jadi mengerti bagaimana pola perkembangan pembelajaran di TK.
Putri Dwinastiti (16-200)
Menurut saya, observasi ini cukup menyenangkan disamping saya bisa mengenal anak TK yang menyenangkan, ditambah dengan guru yang ramah, dan saya memetik pelajaran dari TK ini dan mengerti bagaimana proses pembelajaran pada anak-anak.
Karin Dira Amira (16-222)
Menurut saya, tugas observasi ini adalah tugas yang menyenangkan, karena pada kesempatan ini saya menemukan hal-hal baru yang tidak biasanya saya temukan. Pada saat itu, saya banyak belajar tentang bagaimana cara kuta memperlakukan anak agar anak tersebut dapat memahami pelajaranya, dari situ saya belajar untuk melatih kesabaran saya terhadap anak-anak, dan melatih jiwa bersosialisasi saya dengan anak-anak.
Ifan Lubis (16-223)
Menurut saya, tugas observasi ini adalah tugas yang menyenangkan karena saya dapat mengenal anak anak TK yang memiliki bermcam sifat, guru guru yang ramah juga lingkungan TK yang menyenangkan.
POSTER

LAMPIR A N

Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Patmonodewo, DR. Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. R ineka Cipta dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Papalia, Diane E., Olds Sally Wendkos, Feldman Duskin Ruth. 2008. Human Development Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
Santrock, John W.. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1,University of Texas at Dallas. Jakarta : Erlangga
Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Developmental Psychology : A Life-Span Approach, Fifth Edition . Jakarta: Erlangga

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

TESTIMONI MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN



TESTIMONI MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
      
Mata kuliah psikologi pendidikan saya pelajari selamasaya  di semester 2 ini. Mata kuliah psikologi ini cukup menarik, saya diajarkan bagaimana sistem dunia pendidikan. Dan saya pun banyak mendapatkan ilmu di pelajaran psikologi pendidikan seperti bagaimana menjadi mahaiswa yang baik dan bagaimana cara mengobservasi yangbaik dan masih banyak lagi . 

Doesen di mata kuliah psikologi pendidikan ini memberikan tugas-tugas seperti membuat resume dan mempostingnya di blog kami masing-masing  dan menurut saya itu merupakan cara yang bagus karena dengan  membuat resume saya jadi membaca untuk materi yang saya buat. Pada matakuliah ini juga kami disuruh membuat sebuah observasi anak-anak sekolah TK, SD, SMP, dan SMA . dan kelompok saya mendapatkian observasi di TK , dan disana saya mengetahui bagaiman proses pembelajaran anak-anak TK tersebut , dan bagaaimana guru mengajarkan anak-anak itu . saya sangat senang mempelajari psikologi pendidikan ini karna banyak sekali ilmu yang saya datap di mata kuliah ini semoga nanti ilmu yang saya pelajari di sini bisa saya pergunakan disuatu saat nanti . saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampun mata kuliah psikologi pendidikan dan sekian testimoni dari saya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS